RAKYAT ACEH YAN…

RAKYAT ACEH YANG MALANG

ACEH – Provinsi yang diberikan keistimewaan dengan adanya inpres yang memberikan kebebasan dengan memiliki logo sendiri, lagu, batasan wilayah, bendera, dan nama sebutan terhadap pemimpin. Pemilukada di aceh telah berlalu, banyak hal yang masih hangat untuk diperbincangkan, hal ini disebabkan putusan MAHKAMAH KONSTITUSI yang memutuskan adanya jalur independen pada pemilihan kali ini, hal ini menyebabkan PARTI ACEH yaitu satu-satunya parlok di aceh tidak mendaftarkan diri pada pemilihan kali ini, dikarenakan adanya jalur independen yang telah melnggar perjanjian di helsinky, dan penghapusan salah satu pasal dari UUPA. Meskipun pada akhirnya PARTAI ACEH menyerah dan menerima putusan dari MAHKAMAH KONSTITUSI, dan mendaftarkan diri untuk mengikuti pemilukada.

Hal itu menyebabkan terjadinya konflik diantara sekelompok orang, dan tidak terhidari kerusuhan antara massa dari calon-calon tersebut, hingga terjadi pertumpahan darah, bentrokan, penembakan dan intimidasi dari pihak-pihak lain. Sering kali bentrokan terjadi pada saat massa dari setiap calon dalam perjalanan ke lokasi kampanye terjadi kerusuhan.

Ketika masing-masing dari pasangan calon pemimpin aceh baik kota, maupun provinsi berkampanye, dengan berbagai teknik propaganda mereka mencoba mengajak masyarakat untuk memilihnya, tidak sedikit masyarakat aceh yang mendukung pasangan tersebut, meskipun dari jalur independen. Hal ini disebabkan karena masyarakat aceh bosan, jenuh, melihat kinerja pemimpin terdahulu yang hanya menjanjikan kesejahteraan dalam orasinya, namun hal itu tak kunjung tiba.

 

 

 

(Mobil rombongan kampanye calon gubernur yang dilempari batu oleh sekelompok orang)

Julia (20), seorang aktivis yang ikut merasakan ketakutan ketika dalam perjalanan ke lokasi kampanye pasangan dari jalur independen, hal ini disebabkan adanya pelemparan batu dari pihak-pihak lain ke mobil yang ditumpanginya, julia menegaskan bahwa hari ini, dan pada saat ini masyarakat aceh telah dibutakan dengan jabatan, hanya demi itu saja mereka mau menghujat sana-sini, itu hanya demi satu tujuan yang belum tentu baik untuk kita semua, tegasnya dengan rasa kecewa.

Berdalih perang akan kekalahan, tipu muslihat mereka dalam mengadu domba kita saat ini tidak terlihat, dikarenakan kita dibutakan oleh jabatan menjadi pemegang tahta, menjadi pemimpin, haus akan jabatan, darah saudara sendiri pun menjadi pelepas dahaga,meskipun hanya untuk memperebutkan tahta raja, naggroe seramoe mekkah kini terpecah belah, nyawa rekan seperjuangan tidak ada harga lagi, ideologi politik yang berbeda kini membuat perang saudara terjadi, pemilukada aceh yang dilakukan, pada 9 april yang lalu menjadi duka bagi sebagian masyarakat aceh, dan meninggalkan berbagai kasus yang patut diperbincangkan.

Realitas yang terjadi antara calon-calon pemimpin aceh, ketika orasi demi orasi mereka sampaikan kepada masyarakat dalam berkampanye, cacian demi cacian keluar dari bibir calon pemimpin, berharap kemenangan dengan cacian, adakah etika manusia yang akan menjadi pemimpin aceh itu, dimana rasa malu terhadap orang-orang dan rekan-rekan seperjuangan yang telah tiada, gugur dalam perang. Sayang, sungguh sangat di sayangkan, kini mereka yang dahulu berjuang dengan memegang teguh ideologi untuk mendapat kemrdekaan, berdalih ingin mempertahankan hasil dari MOU di helsinky, tanpa mengingat apa yang sangat di impikan oleh rakyat aceh.

Mengidamkan kemenangan, hingga semua kecurangan dan intimidasi dianggap benar, mengahalalkan segala cara untuk menang, sungguh sangat di sayangkan bila hal ini terjadi terus menerus, karena ini adalah awal mula dari segala kecuranganyang terjadi di kepemerintahan aceh.

            Amad (22) seorang mahasiswa yang setia memantau perkembangan politik terkait pemilukada, masyarakat aceh menutup mata akan hal ini, baik itu kecurangan maupun intimidasi terhadap pihak-pihak tertentu, dan meskipun mereka membuka matanya lebar-lebar, mereka tetap tidak berani berbicara akan apa yang terjadi saat ini, karena takut akan ancaman, dan intimidasi terkait adanya beberapa kasus penembakan yang terjadi sebelum pemilukada, pernyataan amad kepada kami.

            Melihat aceh saat ini meneteskan beribu air mata, ketika bangsa hendak bunuh diri kita hanya diam dan menutup mata. Bila iklas dalam hati untuk memimpin tanpa kecurangan pun tentu akan menang, karena semuanya tergantung ke iklasan hati, bila kita bisa berdamai tanpa saling mencaci-maki dan bersaing secara baik, kenapa harus ada kerusuhan didalam persaudaraan, sudah saatnya kita merubah pola pikir rakyat aceh, demi aceh yang damai dan sejahtera.(rez)

Posted on Mei 1, 2012, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar